Cerita Pengabdian di Kalimantan Selatan : Cita-cita, Harapan, dan ketentraman.


Sumber foto: Dokumentasi Pribadi

Tepat dipertengahan Januari tahun 2020 saya berkesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ke-volunteer-an atau relawan di sebuah pelosok kecil, dengan budaya dan bahasa yang jauh berbeda dengan diri saya sendiri. Lokasinya ialah di desa Kamawakan, kecamatan Loksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Kamawakan adalah sebuah pemukiman yang terletak di pedalaman lembah pegunungan Kalimantan bagian selatan. Selama seminggu saya berkegiatan disana. Ini pertama kalinya saya menjelajah diri sebagai relawan di luar daerah Jawa, serta menginjakan kaki di pulau terbesar nusantara, Kalimantan yang katanya jantung dunia. Adat, budaya, rumah adat tradisional merupakan ciri khas suku banjar, di desa Kamawakan-Loksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Di Kamawakan ini tidak terlepas dari peran masyarakat, anak desa yang memegang teguh nilai dan norma kehidupan bermasyarakat, sopan santun, kesederhanaan, dan memiliki semangat juang dalam mencapai cita-cita yang luhur, sungguh luar biasa. Melihat pengorbanan tersebut juga kondisi desa yang sangat terbatas dalam segala urusannya, saya belajar banyak tentang segala hal yang mungkin sederhana tapi sangat berarti. Solidaritas, kekeluargaan, tanggung jawab, dan pengalaman berharga yang sangat tinggi sulit didapatkan pada kesempatan lain. Saya sangat bersyukur bisa berkontribusi untuk membawa sedikit perubahan di daerah tersebut, untuk bisa lebih baik lagi kedepannya, dan juga bekerjasama dengan pemuda Indonesia untuk bekerja keras meringankan kekurangan yang ada di Nusantara. Tentunya ada jejaring yang luas dan yang terpenting disini tidak hanya menempa hard skill tapi juga mengedepankan soft skill.

Dengan berkegiatan kerelawanan tersebut pun saya selalu ingin mengajak para pemuda-pemudi Indonesia unuk bisa menyalakan semangat dan menjadi bagian dari pemuda yang terinspirasi dan menginspirasi.

Disini saya menemukan banyak cerita dan pengalaman hidup yang luar biasa, terlebih bertemu dengan orang-orang yang memiliki semangat tinggi untuk menemph hidup yang lebih baik, walau kondisi perekonomian, pendidikan, juga di berbagai hal lainnya masih sangat berkekurangan. Mereka memiliki berbagai berbagai harapan untuk bisa menjadi bermanfaat dan maju. Ada segenggam harapan dari Kamawakan ini, dan betapa besar mimpi dan cita-cita anak-anak yang begitu luar biasa. saya banyak belajar dari mereka, betapa kuatnya perjuangan yang harus dikobarkan. Dalam gerak disetiap langkah untuk membuka harapan besar agar menjadi orang berguna. Kesederhanaan yang mengalahkan segalanya tak terlepas juga dari iringan kerendah hatian yang membuat takjub dan merasa sungguh saya bagaikan berada jauh dari hal tersebut, walau mereka tak banyak mengajarkan teori-teori ataupun materil dan sebagainya, tapi telah cukup untuk memberikan pengalaman berharga yang mungkin akan sulit kami temui pada momentum lain.

Segenggam senyum, tawa, canda, yang tak larut dalam kehidupan bodoh zaman ini. Betapapun kami banyak berterimakasih, tak tau apa yang kami harus berikan. Mimpi dan harapan, pasti suatu saat akan terwujud. Saya hanya bisa memanjatkan doa terbaik untuk mereka, tancap dan gasss terus semangat dalam Berjuang.

Berada di kebudayaan serta bahasa yang berbeda tentu sedikit banyak mengalami berbagai persoalan, terlebih ketika dalam berkomunikasi. Apalagi di Kamawakan dari segi bahasa juga sudah jauh berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda, seperti yang saya bisa. Namun orang-orang disana sangat terbuka dan memaklumi akan hal tersebut, sehingga mereka pun menggunakan bahasa pemersatu Indonesia, walau memang terkadang sering juga memakai bahasa daerahnya. Inilah fungsinya ada bahasa pemersatu yakni bahasa Indonesia. Meskipun saya mengalami kerumitan ketika kerap kali berbicara secara langsung ataupun ketika hendak ada perlu dengan masyarakat disana, mereka tidak ada sedikitpun sinis kepada kami, karena kami berasal dari berbagai daerah juga, dan mereka sangat terbuka, bahkan begitu antusias akan kedatangan kami para volunteer didaerah mereka.

Dari kegiatan tersebut saya banyak belajar dari mereka, pelajaran serta pengalaman berharga yang tak akan saya lupakan. Mereka memang memiliki keterbatasan dalam banyak hal, namun jiwa gotong royong nya masih sangat tinggi dan juga adab serta sopan santun yang tetap didahulukan. Selain itu, juga toleransi yang amat terjaga dan harmonis di masyarakat Kamawakan, disana itu agamanya ialah Kaharingan, kurang lebih semacam Hindu namun juga ada tata cara dalam ibadahnya yang mirip Kristen. Pada saat itu saya beserta teman-teman relawan memang berasal dari berbagai latar belakang baik daerah, suku, serta agama. Walau kami berbeda agama, namun masyarakat Kamawakan sangat toleransi, bahkan selalu menyediakan tempat beribadah untuk kami yang beragama Islam. Sungguh luar biasa jiwa toleransi mereka, hal inilah yang patut kita ambil hikmahnya, jangan sampai karena perpedaan-perbedaan itu, menjadikan kita terpecah belah, bahkan permusuhan dan sebagainya.

Kurang lebih sepekan saya berkegiatan disana, dan darisana saya banyak belajar banyak hal. Mulai dari bagaimana beradaptasi dengan lingkungan baru, juga budaya yang bisa dibilang sangat berbeda jauh dengan diri pribadi, budaya, bahasa, toleransi dalam hal agama, dan lain sebagainya. Mungkin ini akan sulit saya temui jika saya tidak ikut dalam kegiatan kerelawanan seperti ini, dan kesempatan mengabdi menjadi awal langkah saya untuk mengabdi dan mendedikasikan diri menjadi orang yang berkontribusi secara nyata bagi nusantara tercinta.

Berhadapan dengan budaya yang berbeda itu indah sekali, bahkan menurut saya itu lebih daripada keindahan apapun. Perbedaan itu sangatlah apik, dan kita akan merasakan hal-hal tersebut ketika terjun langsung kepada masyarakat, terlebih yang memang memiliki kebudayaan, bahasa, yang sangat berbeda dengan kita. Pasti akan ada sensasi tersendiri nantinya. Walau memang akan ada juga kerumitan dalam berkomunikasi, itu tak menyurutkan diri untuk bisa mencoba beradaptasi dengan mereka, walau terkadang memakai bahasa isyarat itu tidaklah mengapa.

Banyak sisi positif dari berkunjung ke daerah-daerah yang masih terpelosok seperti Kamawakan. Juga sarat nilai dan pelajaran yang didapatkan dengan kita beradaptasi dengan mereka yang berbeda dari kita.

Perbedaan bukanlah suatu hal yang buruk ataupun jelek. Tetapi perbedaan itu indah, tanpa adanya perbedaan maka hidup ini tidak lah sempurna, hidup ini akan terasa membosankan dan jenuh. Dengan perbedaan itulah kita bisa mengenal apa itu toleransi, apa itu keselarasan, apa itu indahnya berbaur, hidup berdampingan secara damai, dan lain sebaginya. Maka dari sini, saya ingin kembali mengabdi pada bangsa melalui kegiatan-kegiatan kerelawanan ini. Serta bertemu dengan mereka yaitu orang-orang yang memiliki semangat tinggi membangun bangsa, dan tugas saya adalah bagaimana untuk bisa memberikan pelayanan dan kontribusi yang baik bagi pengembangan serta kemajuan didaerah terdampak, khususnya 3T (Terdepan, Terbelakang, Tertinggal).

Perbedaan itu indah, berdaptasi dengan berbagai budaya dan adat istiadat amatlah apik, terlebih bisa bercengkrama ria dengan mereka. Senyum tawa yang renyah dan ikhlas, kebahagiaan yang asli, damai, akan didapatkan jika kita memiliki nilai-nilai tersebut.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAKALAH WIDYA MWAT YASA

A Video of Reviewing about the film ''Negeri 5 Menara"

Makalah Teori Tanggung jawab dan Perbuatan Melanggar Hukum