Banyak orang yang berdatangan silih berganti, begitupun dengan kamu (Series 1)
Series 1
Banyak orang yang menatap dan mengajak untuk bercerita, namun hanya sebatas itulah.. dan ketika sudah tidak ada maka, seakan-akan tak pernah berbicara, tertawa maupun bersenda gurau.
Ingatkah engkau, akan waktu itu.. kita pertama kali
bertemu dan saling memandang, kita makan bersama di warung nasi kuning
babarsari itu, berdua, ditemani suasana Jogja yang mendukung pertemuan kita itu.
Kau bercerita dan aku pun bercerita. Ini kali pertama kita bertemu, dan rasanya
kita telah sangat akrab serta begitu mengesankan. Keramahtamahan yang
terpanccar dari wajahmu membius hatiku yang meronta-ronta ini, rasa nyaman dan
tenang berada di sampingmu membuatku ingin berlama-lama denganmu dan terus
bercerita serta bercengkrama ria akan kehidupan dan keinginan kita bersama.
Kau sosok manusia baru yang datang dalam hidupku,
walaupun kita dipertemukan dalam suatu ruang yang mungkin bisa dibilang kurang
baik atau absurd. Tapi, aku tak
peduli.
Jujur saja, sejak aku bertemu denganmu dan
bercengkrama ria bersama mu, sungguh tenang dan nyaman rasanya diriku ini. Aku sudah
bilang kepada mu, bahwa aku ingin komitmen denganmu dan jujur saja ingin lebih
dari sekedar sahabat biasa, yang bisa menemanimu kapanpun dan dimanapun,
begitupun denganmu terhadap ku.
Kamu sibuk, namun aku juga sama, sibuk. Ya kita walaupun
dipisahkan oleh ruang dan jarak, namun aku yakin itu semua tak akan pernah
menghalangi langkah kita untuk terus bersama dan saling menyayangi. Kita sama-sama
berada di daerah kerajaan, yaa Aku di Jogja dan kau di Solo, jarak yang bisa
dibilang dekat, hanya memakan kurang lebih 1,5 jam peralanan saja jika kau
mengendarai motor.
Kita merupakan dua sosok insan yang sama-sama
memiliki ketertarikan yang sama, dan kehomogenitas yang tak berbeda jauh. Aku ingin
bisa bersamamu. Namun, apakah kau juga memiliki rasa yang sama sepertiku? Entahlah
aku tak tahu orang yang bagaimana yang kau inginkan dan kau harapkan untuk bisa
menjadi miliikmu.
Ingatkah engkau, sewaktu kau akan kembali ke solo? Ya,
waktu itu aku merasa sungguh berat ditinggalkan olemu pergi ke Solo, karena
memang disana tempatmu. Rasanya, berat sekali. Namun, aku juga harus mengerti
akan keadaanmu dan peran mu yang sangat penting disana.
Malam itu, kita bersama-sama saling bercerita dan
bercengkrama. Aku dengan seksama memperhatikan semua ucapan dan ceritamu,sembari
menatap mata dan wajahmu.. sungguh menggugah ya. Rasanya aku tak ada apa-apanya
dibandingkan dengan mu. Kita baru sekali bertemu tetapi, banyak pelajaran yang
aku dapatkan dari mu.
Semenjak aku bertemu denganmu dan kita seperti sudah
saling memahami, tapi ah aku tak tau apa yang ada sebenarnya dalam isi hatimu. Namun,
setelah aku bertemu denganmu, aku bisa menghindari dari kebiasaan buruk ku
seperti maaf masturbasi, atau yang aneh-aneh lainnya, karena aku ingat akan
kamu, dan ingat kata-kata itu waktu itu. Dan terkadang ketika hendak berbuat,
aku langsung teringat kamu sehingga menghentikan perbuatanku itu.
Meskipun kau tak tau, tak apalah. Aku pun tak ingin
selalu banyak menaruh harapan kepada orang-orang karena jika yang diharapkan
tidak sesuai ekspaktasi maka sakit sekali rasanya, dan sulit untuk disembuhkan.
Begitupun dengan segenap sayang ku pada mu, sahabat ku.
Aku tak pernah meminta banyak darimu, dan kamu pun
demikian terhadapku. Aku hanya ingin kamu selalu sehat dan terus maju menjadi
orang sukses. Disamping itu, aku ingin bisa berkomunikasi denganmu, dan
berharap kamu tidak akan pernah meninggalkanku. Jujur, aku ingin bertemu kamu
lagi, bercerita dan bercengkrama bersama, dalam kenyamanan serta ketenangan
itu. Aku tak mau kita bertemu hanya sebulan sekali. Kamu baik-baik ya disana,
jaga diri, semangattt!..
21:03 27/10/2020/
Comments
Post a Comment