Problematika Pendidikan di Indonesia


(Dokumentasi pribadi saat pengabdian di Borneo Kal-Sel)

Pendidikan di indonesia nampaknya sedang banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan di berbagai bidangnya. Hal tersebut, terlihat dari pemakaian teknologi secara komprehensif, juga sistem belajar yang telah banyak bertransisi ke dunia online. Artinya, pendidikan bersifat dinamis, serta tak dapat di pungkiri bahwa, dunia pendidikan saat ini akan lebih fleksibel dan mudah, sehingga dapat meningkatkan mutu intelektual anak (siswa/i) bahkan masyarakat umum.

Pendidikan saat ini lebih diarahkan pada pola pendidikan yang lebih modern, di mana si Anak (siswa/i) tidak perlu lagi belajar di ruangan, mereka bisa belajar di mana saja mereka mau, si Anak (siswa/i) tidak perlu lagi membawa buku-buku yang memberatkan mereka (mereka cukup membawa smartphone mereka karna buku sudah dalam bentuk e-book) dan yang lebih menarik lagi si Anak tidak perlu lagi membayar sekolah yang sangat mahal (otomatis uang pendidikan mereka bisa dialihkan pada pengeluaran lain yang lebih bermanfaat). Anak-anak pelajar ini akan sangat dimanjakan oleh teknologi, khususnya dalam bidang Pendidikan. Maka, suka atau tidak suka, pemerintah dan aparaturnya harus mendukung hal tersebut. Selain pemerintahan, sekolah-sekolah yang masih bertahan juga harus mendukung hal tersebut.

Namun berbeda, ketika kita melihat ke sisi yang lain, sunguh begitu bertolak belakang, yaitu jika melihat lebih mendalam akan kondisi keseluruhan pendidikan yang ada di nusantara ini, banyak ketidakmerataan dan jauh dari kesan maju (dalam hal pendidikan). Hal tersebut, terlihat dari sekolah yang jauh dari kelayakan, kondisi sekolah, dan sebagainya. Padahal, di dalamnya terdapat anak-anak yang begitu bersemangat untuk belajar dan menuntut ilmu, namun karena keterbelakangan akses dan juga berbagai kekurangan lainnya, membuat mereka sulit dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Alhasil, mereka akan jauh tertinggal dibanding anak-anak yang mengenyam pendidikan di kota yang umumnya sistem pendidikan lebih mumpuni. Maka dari itu, terkait persoalan mutu pendidikan di Indonesia diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang. Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.

Di sisi lain, kasus putus sekolah anak – anak usia sekolah di Indonesia juga masih tinggi. Berdasarkan data dari Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak setiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan,  Hal ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor ekonomi; anak – anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga, dan pernikahan di usia dini,” menurut Sekretaris Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc di Jakarta. Dalam laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka itu Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (18), sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik adalah 0,683. (Sumber: http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendidikan-di-indonesia).

Kemudian dalam hal ini, pemerintah juga kurang aktif dalam menyelesaikan masalah Pendidikan, sehingga masalah ini menjadi masalah yang cukup besar karena sampai sekarang belum ada penyelesaian problematika pendidikan yang efektif, tanpa adanya peran pemerintah dalam masalah pendidikan di pelosok, maka masalah ini tidak akan akan selesai jika pemerintah masih pasif dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Solusi yang dapat saya berikan mungkin yang paling pertama yang harus dibenahi pada sisi pemerintah yakni seharusnya pemerintah lebih peduli terhadap masalah pendidikan yang ada di Indonesia dan menangani dengan serius masalah pendidikan dipelosok – pelosok negeri Indonesia, serta pemberian alokasi dana untuk pendidikan pada daerah yang lebih merata karena dengan adanya alokasi dana bisa membuat keadaan pendidikan menjadi lebih baik lagi, dari segi sisi orangtua seharusnya pada usia wajib sekolah seharusnya diizinkan untuk sekolah bukan untuk membantu orang tua mencari uang. Mungkin boleh membantu mencari uang tetapi dalam catatan tidak mengganggu aktivitas anaknya dalam sekolah. Bukan hanya pemerintah saja, kita juga bisa membantu untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan cara menyumbang baik dalam hal materi contohnya kita dapat menyumbang uang, dan alat tulis maupun non materil, serta memberi penyuluhan betapa pentingnya pendidikan untuk membangun semangat anak- anak yang dipelosok untuk tetap terus bersekolah.

Saya berharap agar pendidikan di Indonesia terutama yang terdapat di pelosok –pelosok menjadi lebih berkembang sehingga pendidikan menjadi bisa balance dengan yang ada di perkotaan, dengan itu semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpendidikan. Sehingga, Indonesia tidak harus lagi menggunakan tenaga asing, tetapi menggunakan tenaga ahli dari Nusantara sendiri. Dengan demikian, Indonesia akan jauh lebih maju dari segi intelektual nya.


My Opinion_13/06/2020

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH WIDYA MWAT YASA

Pemberdayaan Masyarakat

Jangan lupa bersyukur ya!!